Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Buffett Sindir Gaji CEO yang Melonjak: Peringatan Tajam dalam Surat Tahunan Terakhir

Buffett Sindir Gaji CEO yang Melonjak: Peringatan Tajam dalam Surat Tahunan Terakhir

Dalam surat tahunan terakhirnya sebagai CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett menyoroti kenaikan gaji eksekutif yang tidak terkendali dan menyebut praktik tersebut dipicu oleh keserakahan serta persaingan antarpimpinan perusahaan.

Dibaca Juga : Bupati Taput Tegaskan Pengelolaan BOSP Wajib Transparan demi Mutu Pendidikan

Buffett menulis bahwa aturan pengungkapan gaji yang awalnya dimaksudkan untuk membatasi kompensasi tinggi justru mendorong “iri hati dan persaingan” di antara CEO. “Apa yang sering mengganggu CEO kaya mereka manusia juga adalah ketika CEO lain menjadi lebih kaya,” tulis Buffett seperti dikutip Times of India, Jumat (14/11/2025).

Ia menilai banyak CEO menekan dewan mereka dengan membandingkan kompensasi perusahaan A dan perusahaan B, sehingga gaji dan bonus terus melonjak.

“Tentu saja ia juga meningkatkan gaji direktur dan berhati-hati dalam menempatkan orang di komite kompensasi. Aturan baru menghasilkan iri hati, bukan moderasi,” imbuhnya.

Surat sepanjang delapan halaman itu juga memuat refleksi pribadi Buffett mengenai kehidupan, warisan, serta nasihat agar tidak terlena dengan uang dan ketenaran.

“Kehebatan tidak datang dari mengumpulkan uang banyak, publisitas besar, atau kekuasaan di pemerintahan. Bila Anda membantu seseorang dalam ribuan cara, Anda membantu dunia,” tulis Buffett.

Buffett mempercepat rencana pensiunnya sebagai CEO dan menyerahkan posisi tersebut kepada Greg Abel mulai 1 Januari 2026. Ia menyampaikan bahwa perubahan di dewan dan program kompensasi eksekutif menjadi bagian penting dari pesan terakhirnya.

Buffett dikenal sebagai investor legendaris yang memimpin Berkshire Hathaway selama lebih dari enam dekade dengan pendekatan konservatif dan fokus pada nilai jangka panjang. Dalam beberapa tahun terakhir, topik kompensasi eksekutif menjadi sorotan global setelah beberapa CEO menerima paket gaji bernilai miliaran dolar, termasuk Elon Musk di Tesla.

Dalam suratnya kali ini, Buffett menyoroti bahwa pembatasan kompensasi melalui transparansi justru memicu efek sebaliknya, yakni meningkatnya tuntutan CEO terhadap dewan. Pria yang dijuluki Oracle of Omaha ini mendorong investor, dewan, dan pemegang saham untuk lebih memperhatikan struktur kompensasi yang berkelanjutan serta beretika.

Abel akan menjabat sebagai CEO Berkshire Hathaway mulai awal 2026, sementara Buffett tetap menjadi ketua.

“Saya ingin menyimpan sejumlah besar saham A hingga para pemegang saham Berkshire merasa nyaman bersama Greg, sebagaimana kenyamanan yang telah lama dirasakan bersama Charlie (Munger) dan saya,” tulis Buffett dalam surat yang dilansir CNBC International, Kamis (13/11/2025).

Buffett memiliki saham Berkshire senilai sekitar 149 miliar dolar AS berdasarkan kepemilikannya pada akhir kuartal kedua, menjadikannya pemegang saham terbesar. Sebagian besar kekayaannya berada dalam saham A asli yang diperdagangkan sekitar 751.480 dolar AS per lembar.

Buffett menyebut bahwa 1.800 saham A Berkshire dikonversi menjadi 2,7 juta saham B dan disumbangkan kepada empat yayasan keluarga, yakni Yayasan Susan Thompson Buffett, Yayasan Sherwood, Yayasan Howard G. Buffett, dan Yayasan NoVo. Donasi ini bernilai lebih dari 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,73 triliun.

“Percepatan donasi seumur hidup saya untuk yayasan anak-anak saya sama sekali tidak mencerminkan perubahan pandangan saya terhadap prospek Berkshire,” kata Buffett.

Surat itu menjadi komunikasi besar pertama Buffett sejak mengumumkan rencana pengunduran dirinya sebagai CEO, menandai berakhirnya enam dekade kiprahnya yang menjadikannya salah satu investor tersukses dalam sejarah.

Sejak mengambil alih Berkshire pada 1965, Buffett mengubah pabrik tekstil yang sedang kesulitan menjadi konglomerasi senilai 1 triliun dolar AS yang mencakup perusahaan asuransi, kereta api, utilitas, dan merek konsumen.

Berkshire memegang rekor kas sebesar 381,6 miliar dolar AS pada akhir September, menjadikannya perusahaan dengan neraca keuangan kuat dan pendekatan investasi yang sangat berhati-hati.

Dibaca Juga : Kapolsek Kualuhhulu Gelar Coffee Morning, Perkuat Sinergi dengan Insan Pers

Perusahaan ini juga telah menjual ekuitas selama 12 kuartal berturut-turut, mencerminkan sikap waspada Buffett terhadap kondisi pasar yang memiliki valuasi tinggi. Bisnis inti Berkshire tetap kuat dengan laba operasional melonjak 34 persen pada kuartal ketiga. Namun, Buffett mengakui bahwa skala Berkshire yang sangat besar menjadi kekuatan sekaligus keterbatasannya.

Komentar
Bagikan:

3 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan