BBM Langka di Asahan, Pertalite Eceran Tembus Rp35 Ribu per Liter
Kelangkaan BBM subsidi jenis Pertalite di Kisaran, Kabupaten Asahan, terus memicu antrean panjang di sejumlah SPBU. Di SPBU 14.212.293 di Jalan Imam Bonjol, antrean kendaraan roda dua dan empat mengular hampir satu kilometer, Jumat (5/12/2025). Para pengendara bahkan harus menunggu 3 hingga 4 jam hanya untuk mendapatkan jatah maksimal 5 liter.
Situasi ini semakin pelik ketika di media sosial Facebook mulai bermunculan penjual Pertalite eceran dengan harga fantastis. Terpantau seorang pengguna akun di Grup Kuliner Kisaran terang-terangan menawarkan Pertalite dalam kemasan botol air mineral 1.500 ml seharga Rp35 ribu per botol. Harga ini jauh di atas harga resmi di SPBU.
Postingan tersebut sontak menuai reaksi keras dari warganet. Sebagian besar mengecam praktik penjualan itu yang dianggap memanfaatkan kondisi sulit warga.
“Parah kali, ini sudah kayak krisis, malah dijual mahal gitu,” tulis salah satu netizen.
“Aku antre 4 jam nggak dapat-dapat, orang ini bisa jual bebas pula,” komentar lainnya.
Namun, di sisi lain ada pula warga yang justru mengaku membutuhkan dan bersedia membeli karena terdesak kebutuhan mobilitas.
“Susah kali dapat Pertalite di SPBU, daripada mogok di jalan, ya beli ajalah,” tulis seorang pengguna lainnya.
Baca juga : DPRD Sumut Pastikan Stok BBM Aman, Masyarakat Diminta Tetap Tenang
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memberikan penjelasan terkait antrean panjang yang terjadi beberapa hari terakhir. Pejabat Pertamina, Fahrougi Andriani Sumampouw, menegaskan bahwa pasokan BBM untuk wilayah Asahan dan sekitarnya tetap aman dan tidak mengalami pengurangan.
Menurutnya, penyesuaian hanya terjadi pada penggunaan armada Rail Tank Wagon (RTW) dari Fuel Terminal (FT) Medan, yang sebagian dialihkan untuk mendukung wilayah terdampak bencana. Meski begitu, distribusi ke Asahan disebut tetap stabil.
Adapun stok BBM di FT Kisaran tercatat cukup untuk kebutuhan harian, yaitu Pertalite 355 KL, Biosolar 175 KL, dan Pertamax 32 KL.
Pertamina menilai antrean panjang muncul akibat meningkatnya mobilitas masyarakat sekaligus kekeliruan persepsi bahwa pasokan berkurang. Kondisi ini memicu perilaku panic buying, sehingga warga membeli BBM secara bersamaan dan menimbulkan antrean panjang di SPBU.
Pertamina mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pembelian BBM dianjurkan sesuai kebutuhan, sementara normalisasi suplai ke seluruh SPBU di Asahan terus dilakukan setiap hari.
Dengan situasi di lapangan yang semakin kompleks, pemerintah dan aparat terkait diharapkan segera turun tangan untuk mencegah praktik penimbunan maupun penjualan BBM ilegal demi menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bagi masyarakat luas.






