Banjir dan Longsor Ganggu Produksi, Stok Beras Sumut Terancam
Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Tapanuli dan Langkat diprediksi akan menimbulkan dampak serius terhadap produksi beras Sumatera Utara (Sumut) dalam jangka panjang.
Jika lahan sawah di Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan sulit dipulihkan dalam setahun ke depan, Sumut membutuhkan pasokan beras tambahan setidaknya 269 ribu ton.
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menjelaskan bahwa ketiga wilayah Tapanuli tersebut berkontribusi sekitar 269 ribu ton hingga 285 ribu ton pasokan beras ke Sumut pada tahun 2024.
“Jika ketiga wilayah kabupaten Tapanuli tersebut lahan sawahnya alami gangguan dan sulit dipulihkan setidaknya hingga 1 tahun yang akan datang, maka Sumut membutuhkan pasokan beras tambahan setidaknya 269 ribu ton,” kata Gunawan, Minggu (14/12/2025). Jumlah tersebut hampir setara dengan total pasokan beras yang disediakan BULOG Sumut pada tahun 2024.
Untuk kebutuhan jangka pendek hingga kuartal pertama tahun 2026, kerugian produksi beras dari tiga kabupaten Tapanuli diperkirakan mencapai 122.000 hingga 130.000 ton.
Baca juga : Stok Menipis, Beras Premium di Medan Dibatasi 10 Kg per Pembeli
Meskipun kerugian ini belum menjadi ancaman serius bagi potensi kenaikan harga di awal tahun depan karena adanya panen raya di Simalungun, Deli Serdang, dan Serdang Bedagai (Sergei), Gunawan menekankan pentingnya pendataan kerusakan.
Di Kabupaten Langkat, produksi beras tahun 2024 berkisar 49.000 hingga 52.000 ton. Wilayah Tanjung Pura, Besitang, Pangkalan Brandan, hingga Pangkalan Susu menjadi daerah yang paling parah terdampak. Kerusakan di Langkat berpotensi mengganggu produksi gabah sekitar 43.500 ton di kuartal pertama tahun depan.
“BULOG sebaiknya juga sudah melakukan antisipasi dengan meningkatkan pasokan cadangan beras untuk kuartal kedua tahun 2026 mendatang,” ucap Gunawan memberikan saran.
Dalam skenario paling optimis, dengan asumsi produksi di Deli Serdang dan Sergei tetap normal dan mengabaikan kerugian di Tapanuli. Gunawan memperkirakan Sumut tetap berpeluang membutuhkan sekitar 30.000 ton beras tambahan di Januari 2026, dan akan membutuhkan beras dalam jumlah besar lagi pada bulan Mei hingga musim panen di bulan September mendatang.
Jika lahan sawah di Tapanuli dan Langkat mampu dipulihkan dengan segera di kuartal pertama, kebutuhan penambahan pasokan beras dalam jumlah besar diprediksi baru akan terjadi di kuartal kedua akhir atau kuartal ketiga tahun 2026.






