Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Akses Tapteng–Tarutung Lumpuh Total, Ribuan Warga Sitahuis Terisolasi Akibat Longsor

Akses Tapteng–Tarutung Lumpuh Total, Ribuan Warga Sitahuis Terisolasi Akibat Longsor

Banjir bandang dan tanah longsor dahsyat yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada pekan ini terus menyisakan duka mendalam. Selain menelan puluhan korban jiwa, bencana tersebut melumpuhkan total akses utama Tapteng–Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput).

Dibaca Juga : Zulhas dan Maman Abdulrahman Salurkan Bantuan Pangan ke Tapteng, Diangkut Khusus dengan KRI

Salah satu lokasi yang paling terdampak longsoran berada di Desa Simaninggir, Kecamatan Sitahuis, Tapteng. Hingga saat ini, akses jalan menuju Tarutung, Taput, terputus total.

Sejumlah titik badan jalan runtuh, tertimbun tanah, kayu, dan batu berukuran besar. Material longsor menutup seluruh badan jalan sehingga kendaraan tidak dapat melintas.

Akibat situasi tersebut, Kecamatan Sitahuis masih terisolasi. Untuk mencapai wilayah itu, warga harus berjalan kaki melewati hutan guna menghindari daerah longsoran.

Warga setempat, Johannas Situmeang, mengatakan terdapat puluhan titik jalan yang terputus di Kecamatan Sitahuis, termasuk jalur Rampa–Poriaha. “Namun yang terparah badan jalan yang terputus di Desa Simaninggir menuju Tarutung,” ujar Johannas, Kamis (4/12/2025).

Sementara itu, Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa putusnya akses Sitahuis–Tarutung membuat daerah tersebut benar-benar terisolasi. “Bantuan untuk warga harus melalui jalur udara. Namun tentu saja kapasitasnya terbatas karena tidak dapat membawa banyak,” ujarnya.

Begitu juga jalur darat, sambung Masinton, bantuan harus dipikul berupa beras, logistik, dan lainnya, serta tidak dapat dibawa dalam jumlah besar.

Masinton menjelaskan bahwa untuk memperbaiki kondisi tersebut Pemerintah Kabupaten Tapteng membutuhkan alat berat. Hal itu telah disampaikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suwaryanto, agar diteruskan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Insya Allah akan di-backup, dikirimkan alat-alat berat seperti ekskavator untuk membuka akses jalan,” katanya.

Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan bahwa hingga hari ke-9 dan ke-10 masa tanggap darurat, seluruh akses darat terdampak bencana belum bisa dijangkau secara terbuka karena banyaknya titik longsor. “Jarak satu longsoran ke longsoran lainnya puluhan titik dan jumlahnya sangat banyak, begitu juga jalur Tapteng–Tarutung,” katanya.

Masinton menuturkan bahwa pada hari pertama kejadian bencana, ia dan Wakil Bupati Mahmud Efendi terjebak di Jalan Tarutung–Sibolga saat hendak kembali dari Medan menuju Tapteng. “Saya dan Pak Wakil terjebak di atas, setelah Tarutung, masih di wilayah Tapteng,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan mengupayakan percepatan perbaikan jalur Tapteng–Tarutung agar warga yang terisolasi segera mendapatkan bantuan dan jalur darat kembali normal.

Dibaca Juga : Dahnil Ginting Soroti Illegal Logging dan Tambang Emas, Sebut Penetapan Bencana Nasional Harus Dipertimbangkan Matang

“Tentu kami berharap dukungan pemerintah pusat dan provinsi, karena kami memiliki keterbatasan alat,” katanya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan