Normalisasi Sungai Aek Sirahar Dikebut, Pemukiman Barus Disiagakan Hadapi Banjir Susulan
Tim Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) melakukan normalisasi Sungai Aek Sirahar dan pembersihan beberapa ruas jalan di Kecamatan Barus, Selasa (16/12/2025).
Dibaca Juga : Hilang 21 Hari, Korban Longsor Pandan Permai Tapteng Akhirnya Ditemukan
Tanggul Sungai Aek Sirahar sempat jebol dan airnya meluap hingga mencapai tiga meter, merendam ratusan pemukiman warga di Kecamatan Barus pada peristiwa banjir bandang dan longsor, Selasa, 25 November 2025 lalu.
Plt. Camat Barus, Sanggam Panggabean, menyampaikan bahwa pascabanjir, dua alat berat excavator sudah dikerahkan untuk membersihkan jalan di Desa Pasar Terandam.
“Selain pembersihan jalan, kita juga melakukan normalisasi dengan melaksanakan pengerukan Aek Sirahar yang saat ini sedang mengalami pendangkalan untuk mengantisipasi adanya banjir susulan,” ujar Sanggam Panggabean.
Ia menjelaskan, banjir bandang yang terjadi dua pekan lalu telah membuat tanggul Sungai Aek Sirahar jebol sehingga air meluap dan langsung membanjiri pemukiman warga yang dekat dengan bantaran sungai.
“Banjir saat itu telah merendam pemukiman warga setinggi 2–3 meter, berdampak pada 537 KK di Kecamatan Barus,” katanya.
Sanggam menambahkan, kedua alat berat itu digunakan secara khusus: satu unit excavator melakukan normalisasi Sungai Aek Sirahar di Desa Bunga Tanjung, dan satu unit excavator lainnya membersihkan lumpur dan pasir di jalan Desa Pasar Terandam.
“Tanggul Aek Sirahar yang jebol berdampak pada tiga desa, yaitu Desa Bunga Tanjung, Desa Ujung Batu, dan Desa Kinali, Kecamatan Barus,” ucapnya.
Ia menekankan, mengingat intensitas curah hujan akhir-akhir ini cukup tinggi, satu unit alat berat ditugaskan melakukan normalisasi Aek Sirahar yang membentang mulai dari Desa Ujung Batu hingga Desa Kinali.
Dibaca Juga : Perkara Dugaan Perusakan Hutan Lindung Repa Mandek, Penanganan Hukum Dipertanyakan
“Selain itu, satu unit alat berat melakukan pembersihan badan jalan di Pasar Terandam, Lingkungan Bufet, dan Lingkungan Tambak yang tertutup material lumpur dan pasir sisa dari jebolnya tanggul Aek Sirahar,” tutupnya.






