Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Lonjakan DBD di Pematangsiantar: 210 Kasus, Tiga Warga Meninggal Sepanjang 2025

Lonjakan DBD di Pematangsiantar: 210 Kasus, Tiga Warga Meninggal Sepanjang 2025

Sepanjang tahun 2025, tercatat 210 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kota Pematangsiantar. Dari jumlah itu, tiga orang meninggal dunia setelah mengalami infeksi DBD.

Dibaca Juga : Trump Upayakan ‘Blacklist’ 32 Negara: WNA dari Lebih dari 30 Negara Terancam Dilarang Masuk AS

Data ini menunjukkan bahwa ancaman DBD masih tinggi dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, terutama memasuki musim-musim yang rawan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, Urat Simanjuntak, mengimbau masyarakat untuk memperkuat upaya pencegahan melalui Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan metode 3M.

“Kita selalu mengimbau masyarakat untuk menguras tempat penampungan air, menutup wadah-wadah yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik, dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air,” ujar Urat Simanjuntak, Jumat (5/12/2025).

Lanjutnya lagi, pemerintah juga mendorong pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yaitu menugaskan satu anggota keluarga untuk secara rutin memeriksa jentik nyamuk di lingkungan rumah.

Dibaca Juga : Bupati Samosir Serahkan Bantuan ATENSI, Senyum Penyandang Disabilitas Kembali Mengembang

“Masyarakat juga diminta segera melapor atau mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika ditemukan warga yang mengalami demam, terutama demam tinggi mendadak yang menjadi salah satu gejala khas DBD,” ujarnya.

Hingga kini, pemerintah kota menekankan pentingnya kewaspadaan bersama. Jika kasus terus meningkat, bukan tidak mungkin Pematangsiantar akan menetapkan status siaga kesehatan untuk mempercepat penanganan dan mencegah jatuhnya korban berikutnya.

Dengan angka yang terus bertambah dan musim hujan yang masih berlangsung, masyarakat diimbau untuk mengambil langkah preventif secepat mungkin. Kota Pematangsiantar kini berada dalam situasi yang menuntut kepedulian seluruh elemen“mencegah jauh lebih baik daripada mengobati,” tegas pihak dinas dalam pernyataannya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan