Banjir Landa Sumut–Aceh, Wakapolri Turun Tangan Kirimkan Mobil Starlink dan Genset
Sejumlah wilayah di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) yang terdampak banjir dan longsor mengalami kendala komunikasi akibat jaringan telekomunikasi terputus sejak Senin (24/11/2025).
Untuk mengatasi itu, Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polri akan mengirimkan mobil Starlink.
Layanan internet satelit Starlink akan dipasang di kendaraan, dengan tujuan menyediakan koneksi internet untuk mengatasi masalah jaringan.
“Untuk akses internet, listrik, masih padam. Kemudian jaringan komunikasi masih menggunakan Starlink. Saat ini baru Starlink yang bisa digunakan di sana,” ujar Komjen Dedi Prasetyo, Rabu (3/12/2025) di Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang.
Sambung Dedi, pada Kamis (4/12/2025) atau hari ini, pihaknya akan mengirimkan mesin generator set (genset) untuk kebutuhan masyarakat di daerah-daerah yang masih terisolir.
Untuk daerah yang masih terdampak cukup berat lanjut Dedi, di wilayah Aceh Tamiang.
“Terdampak cukup berat itu di Aceh Tamiang,” ucapnya.
Sementara itu, untuk penyaluran bantuan di wilayah terisolir di Sumut dan Aceh Tamiang, polri akan menggunakan helikopter kargo berkapasitas 650 kilogram untuk proses pendistribusian bantuan.
Baca Juga : 665 Ton Beras Bantuan Bapanas Dibagikan Pemkab Deli Serdang kepada Warga Terdampak Bencana
Sehingga, masyarakat yang sebelumnya belum terjamah dapat menerima langsung bantuan dari pemerintah.
“Terkait korban-korban yang hingga kini belum ditemukan, kami akan terus berupaya untuk melakukan pencarian. Mabes polri juga telah mengirimkan Tim DVI, tim ini bertugas untuk melakukan identifikasi terhadap korban yang sudah ditemukan yang seterusnya diserahkan ke keluarga,” tuturnya.
Dijelaskannya kecepatan identifikasi dari tim DVI ini sangat dibutuhkan. Mengingat waktu terjadinya bencana sudah lebih dari satu minggu.
Sehingga, diperkirakan jika tubuh-tubuh korban yang meninggal sudah mulai mengalami masa pembusukan.
“Kita juga dari mobil Polri mengirimkan pasukan, DVI juga. Mereka memiliki pengalaman langsung saat kejadian bencana di Palu. Sehingga kecepatan untuk mengidentifikasi korban sangat dibutuhkan, karena kasihan kondisinya memprihatinkan. Kalau semakin lama tentu akan sangat memprihatinkan,” ujarnya mengakhiri.






