Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Status Semeru Naik Level IV, Evakuasi Massal Digencarkan: Warga Berlarian Selamatkan Diri

Status Semeru Naik Level IV, Evakuasi Massal Digencarkan: Warga Berlarian Selamatkan Diri

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali mencapai fase kritis. Pada Rabu (19/11/2025), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status menjadi Level IV atau Awas, level tertinggi dalam sistem peringatan gunung api Indonesia. Keputusan ini diambil setelah rentetan erupsi, kenaikan intensitas gempa vulkanik, serta munculnya awan panas guguran yang bergerak ke arah permukiman.

Dibaca Juga : Gus Irawan Persembahkan Penghargaan Nasional, Kado Istimewa untuk Tapsel di HUT ke-75

Status Level IV: Erupsi Semeru Masuki Fase Kritis

Peningkatan status ke Level IV menandakan adanya potensi bahaya besar yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Kolom abu erupsi terkini tercatat mencapai ±2.000 meter di atas puncak, dengan sebaran abu mengarah ke utara dan barat laut. Intensitas letusan meningkat beriringan dengan aktivitas gempa vulkanik dan guguran material pijar.

PVMBG menetapkan sejumlah zona terlarang:

– Sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 km dari puncak dilarang total.

– Area di luar 20 km tetap harus steril 500 meter dari tepi sungai, karena risiko aliran lahar dan awan panas.

– Aktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak juga dilarang karena potensi lontaran batu pijar.

Hujan yang mengguyur kawasan lereng Semeru dalam beberapa hari terakhir turut meningkatkan kemungkinan lahar hujan, sehingga warga diminta meningkatkan kewaspadaan.

Evakuasi Warga Meluas: BPBD Siapkan Pengungsian

Seiring dengan status Awas, BPBD Lumajang melakukan evakuasi warga dari sejumlah titik rawan, terutama desa-desa di sektor tenggara dan sepanjang aliran sungai berhulu Semeru. Salah satu lokasi pengungsian disiapkan di Balai Desa Sumberurip, Pronojiwo, yang menjadi area aman dari potensi awan panas dan lahar.

BNPB memastikan koordinasi dengan PVMBG, TNI/Polri, relawan, dan pemerintah daerah berjalan intensif, termasuk mempersiapkan jalur evakuasi serta memastikan logistik pengungsian tetap aman.

Pendakian Resmi Ditutup Total: Bahaya Bukan Hanya dari Erupsi

Sejak peningkatan aktivitas Semeru beberapa bulan terakhir, jalur pendakian sebenarnya sudah ditutup. Dengan status Awas, penutupan kini berlaku tanpa batas waktu.

Penutupan dilakukan bukan hanya karena erupsi yang semakin sering, tetapi juga:

– Cuaca ekstrem yang memperbesar risiko pendakian, terutama di musim hujan.

– Potensi awan panas dan lahar yang dapat bergerak cepat ke jalur pendakian.

– Ancaman lontaran batu pijar dalam radius lima kilometer.

Pelaku wisata dan pemandu pendakian diminta tidak memaksa membuka jalur karena seluruh sektor gunung berada dalam fase bahaya tinggi.

Analisis Dampak: Ancaman Nyata bagi Pemukiman dan Ekonomi Lokal

Naiknya status Semeru ke Level IV membawa implikasi luas:

1. Risiko bagi Permukiman

Aliran sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat menjadi jalur potensi awan panas dan lahar. Warga yang tinggal di daerah bantaran sungai harus meningkatkan kesiapsiagaan karena aliran lahar dapat muncul tiba-tiba, terutama saat hujan lebat.

2. Gangguan pada Ekonomi Lokal

Penutupan jalur pendakian dan tingginya aktivitas vulkanik memukul sektor wisata, terutama penginapan, transportasi lokal, jasa pemandu, dan UMKM sekitar Ranu Pane dan Pronojiwo.

3. Tantangan Penanggulangan Bencana

Pemantauan harus dilakukan 24 jam, mengingat aktivitas gempa dan erupsi bisa berubah cepat. Kondisi ini menuntut kesiapan logistik, komunikasi, hingga edukasi publik yang tepat dan berkelanjutan.

Rekomendasi PVMBG: Warga Diminta Tetap Patuhi Zona Bahaya

PVMBG menekankan agar warga dan wisatawan:

– Tidak memasuki area 20 km dari puncak di sektor tenggara.

– Menghindari bantaran sungai minimal 500 meter di luar zona tersebut.

– Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas dan lahar.

– Tidak melakukan aktivitas apa pun di radius 5 km dari kawah.

Kepatuhan terhadap rekomendasi ini sangat krusial mengingat mobilitas awan panas Semeru yang kerap tidak terduga.

Kesimpulannya, Gunung Semeru kini berada pada fase paling berbahaya dalam beberapa tahun terakhir. Dengan status Level IV Awas, potensi bahaya meningkat drastis—mulai dari erupsi beruntun, awan panas, lahar, hingga risiko bagi permukiman. Evakuasi telah dimulai, sementara pendakian ditutup penuh demi keselamatan.

Dibaca Juga : Butuh Pindah Tiang Listrik? PLN Jelaskan Prosedur dan Biayanya

Pemantauan ketat, kepatuhan terhadap zona bahaya, dan koordinasi antarlembaga menjadi kunci untuk meminimalisir risiko bencana lebih besar.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan