Analisasumut.com
Beranda AKTUAL Dokter Gigi Tepis Mitos Cabut Gigi Bungsu Sebabkan Kebutaan

Dokter Gigi Tepis Mitos Cabut Gigi Bungsu Sebabkan Kebutaan

Seorang dokter gigi spesialis bedah mulut menepis mitos yang selama ini beredar di masyarakat bahwa pencabutan gigi bungsu dapat menyebabkan kebutaan. Menurutnya, anggapan tersebut keliru dan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Ia menjelaskan, gigi bungsu terletak di rahang bawah maupun rahang atas bagian paling belakang, dan tidak memiliki hubungan langsung dengan saraf penglihatan. Proses pencabutan gigi bungsu umumnya hanya melibatkan jaringan di sekitar gigi, gusi, dan rahang, sehingga risiko terhadap fungsi mata sangat kecil.

Dokter tersebut menambahkan, kekhawatiran masyarakat biasanya muncul karena kurangnya informasi medis yang benar dan tersebarnya kabar dari mulut ke mulut tanpa verifikasi. Memang, pada beberapa kasus tertentu, pasien bisa mengalami pembengkakan atau rasa nyeri pasca pencabutan, namun hal itu bersifat sementara dan tidak berhubungan dengan gangguan penglihatan.

Baca juga : Rumah Warga di Tanjung Pura Langkat Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Puluhan Juta Rupiah

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak ragu memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi, terutama jika gigi bungsu mengalami masalah seperti tumbuh miring, terpendam, atau menimbulkan rasa sakit. Dengan penanganan yang tepat, pencabutan gigi bungsu dapat dilakukan dengan aman tanpa risiko kebutaan, asalkan prosedur dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Mitos di masyarakat menyebut mencabut gigi bungsu geraham dapat menyebabkan kebutaan. Namun dokter gigi, drg Fitrady Ulianda Siregar menepiskan mitos yang beredar masyarakat dan memastikan tidak menyebabkan kebutaan.

“Tidak menyebabkan buta jika dilakukan sesuai prosedur dan ditangani oleh dokter gigi yang kompeten,” ujarnya kepada, Sabtu (9/8/2025).

Ulianda juga menyebutkan beberapa kerusakan yang dapat ditimbulkan akibat membiarkan gigi bungsu tidak dicabut hingga sebabkan masalah kesehatan lainnya.

“Jika tumbuh miring (impaksi) dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi hingga merasakan berulang kali dan kerusakan pada gigi disekitarnya,” tuturnya.

Selain itu, masalah gigi lainnya disebutkan Uliandan yaitu merasakan nyeri, kerusakan gigi dan gusi yang dapat merusak gigi tetangga, kemudian pembengkakan pada gusi, rahang gusi maupun wajah.

“Diimbau untuk masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hendaklah masyarakat memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya minimal enam bulan sekali di fasilitas kesehatan,” ucapnya

Komentar
Bagikan:

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan