Viral Bendera One Piece Jelang HUT RI, Wakil Wali Kota Binjai: Bukan Ancaman Serius
Binjai, Sumatera Utara – Menjelang HUT Republik Indonesia ke‑80, bendera “Jolly Roger” dari serial manga dan anime One Piece viral tersebar luas di media sosial. Bendera ini dikenal sebagai simbol petualangan dan kebebasan, dan dipasang di kendaraan, rumah, hingga lokasi publik sebagai respons terhadap situasi sosial-politik saat ini .
Wakil Wali Kota Binjai sekaligus Plt. Ketua DPD PSI Kota Binjai, Hasanul Jihadi, menyikapi fenomena tersebut dengan tenang. Ia menilai pengibaran bendera anime merupakan bentuk ekspresi modern dan bagian dari tren komunikasi politik di media sosial. Menurutnya, ini seharusnya tidak dianggap ancaman serius terhadap persatuan bangsa .
“Ini adalah bentuk ekspresi masyarakat, itu hal yang biasa saja. Tidak perlu dianggap sebagai ancaman serius,” ujar Hasanul Jihadi, yang akrab disapa Jiji, pada Minggu (3/8/2025) .
Jihadi menambahkan bahwa tren ini bisa menjadi bentuk sindiran sosial—satir—yang mencerminkan harapan publik terhadap pemerintahan. Ia pun mengimbau agar masyarakat tetap menjaga nilai nasionalisme meski mengekspresikan opini publik dengan cara kreatif . Menurut Jiji, kebebasan berekspresi dilindungi konstitusi selama tidak digunakan untuk tujuan memecah belah bangsa .
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke-80, viral di media sosial pengibaran bendera One Piece.
Menanggapi masalah ini, Wakil Wali Kota Binjai, Hasanul Jihadi, menyebutkan jika hal tersebut merupakan ekspresi masyarakat yang wajar dan tidak perlu disikapi secara berlebihan.
“Menurut saya, pengibaran bendera One Piece atau simbol lainnya merupakan bentuk ekspresi masyarakat. Itu hal yang biasa saja. Tidak perlu dianggap sebagai ancaman serius,” kata Jihadi yang biasa dipanggil Jiji, Minggu (3/8/2025).
Baca juga : Mayoritas Orang Tua Murid SD di Langkat Tolak Program Sekolah Lima Hari
Menurutnya penting menjaga ruang kebebasan berpendapat di Indonesia dan ekspresi masyarakat sebaiknya tidak dianggap sebagai upaya mengganggu persatuan.
“Kita dijamin untuk bebas berpendapat. Yang penting, jangan sampai nilai nasionalisme kita luntur hanya karena semangat ekspresi itu ditunggangi oleh kepentingan yang ingin memecah bangsa,” tuturnya.
Hasanul menilai pengibaran bendera One Piece di media sosial adalah bagian dari tren komunikasi politik modern yang memanfaatkan viralitas dunia digital.
“Dalam politik modern, media sosial menjadi sarana efektif dalam menyampaikan pesan. Tapi, kita harus tetap menjaga agar tren ini tidak merusak semangat kebangsaan kita,” ucapnya.
Jiji juga menilai kemunculan bendera One Piece bisa dimaknai sebagai bentuk satir yang mencerminkan aspirasi masyarakat terhadap kondisi sosial dan politik saat ini.
“Kami di pemerintahan melihat ini sebagai evaluasi. Ini satir dari masyarakat yang harus ditanggapi dengan kerja nyata, optimisme, dan semangat untuk menjaga kepercayaan publik,” ucapnya.
Jiji mengimbau seluruh masyarakat agar terus menumbuhkan rasa nasionalisme, terlepas dari bentuk ekspresi yang ditampilkan.
“Apapun bentuk benderanya, apakah itu bendera partai atau simbol lain, itu adalah bagian dari kebebasan berekspresi. Rasa cinta tanah air harus tetap jadi fondasi utama,” kata Jiji.






