Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Dituding Terlibat Geng Motor, Orang Tua Murid SMPN 1 Pantai Labu Angkat Bicara

Dituding Terlibat Geng Motor, Orang Tua Murid SMPN 1 Pantai Labu Angkat Bicara

Orang tua murid yang anaknya tinggal kelas di SMP Negeri 1 Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang kesal dengan tudingan yang menyebut anak mereka tinggal kelas karena kurang lancar membaca dan berhitung serta diduga terlibat geng motor.

Bantahan tersebut disampaikan oleh tiga orang tua murid tinggal kelas di SMP Negeri 1 Pantai Labu kepada wartawan, Jumat (18/7/2025).

“Kami sangat tidak terima anak kami dibilang terlibat geng motor, kurang lancar membaca dan berhitung,” ujar Erna Marlina, 52 tahun, Ria dan Lisma orang tua murid tinggal kelas saat dikonfirmasi.

Kalau kurang lancar berhitung dan membaca, lanjut mereka, kenapa nilai dirapot anaknya rata-rata 7 Dan ketidakhadirannya hanya 3 hari hingga 14 hari.

Baca Juga : Orang Tua Kecewa, Siswa SMPN 1 Pantai Labu Disarankan Ikut Paket B Usai Tinggal Kelas

Diungkapkan Ria, jika ada salah satu orang tua siswa yang masih bertalian keluarga dengannya dipanggil ke sekolah untuk membuat pernyataan yang berisikan permohonan pindah ke sekolah lain atas permintaan sendiri.

“Kami bermohon naik pindah bukan hanya pindah sekolah saja. Naik pindah ke kelas IX bukan tetap di kelas VIII. Karena kalau hanya pindah dan tetap di kelas VIII anak kami tidak mau bersekolah lagi dimana pun alias putus sekolah,” ucap Erna Marlina, orang tua dari siswa bernama Hapsah Maulana.

Para orang tua itu juga membantah jika anak mereka sudah pindah ke sekolah swasta dan ada yang ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

“Cemana mau pindah jika sekolah (SMPN1 Pantai Labu) tidak mau memberikan kenaikan kelas. Karena intinya anak kami kalau tidak naik kelas dibuat pihak SMPN1 Pantai Labu tidak mau bersekolah lagi di sekolah manapun. Bukan anak kami yang mau mendaftar di PKBM melainkan pihak sekolah yang menyuruhnya,” jelas Risma.

Menurut mereka, para orang tua akan tetap berusaha agar anaknya naik kelas dan pindah sekolah.

“Banyak kali siswa tinggal kelas di sekolah tersebut bahkan ada juga murid perempuan. Jika sudah begini akan banyak anak putus sekolah di tempat kami tinggal,” tutup Lisma.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan