Peternak Itik di Langkat Hasilkan 80 Persen Telur, DPRD Dorong Pemerintah Beri Dukungan
Langkat – Peternak itik di Kabupaten Langkat berhasil meningkatkan produksi telur hingga mencapai 80% dari total populasi, sekali panen. Hal ini menjadi sorotan DPRD setempat yang memberikan apresiasi sekaligus mendorong pengembangan sektor peternakan, khususnya itik. Peningkatan produksi ini dianggap sebagai peluang strategis untuk memperkuat ketahanan pangan lokal dan meningkatkan pendapatan petani.
Baca juga : Warga Langkat Khawatir Sungai Besitang Tercemar Limbah Sawit
Dalam kunjungan ke salah satu peternakan besar di Kecamatan Kuala, anggota DPRD Langkat, melalui Komisi II, meninjau langsung proses pemeliharaan itik, mulai dari pemberian pakan berkualitas, manajemen kandang yang baik, hingga sistem pengumpulan telur yang lebih efisien. Menurut peternak setempat, metode baru seperti penggunaan pakan fermentasi organik dan teknologi sederhana dalam penetasan berhasil meningkatkan produktivitas telur.
DPRD berharap keberhasilan peternak ini bisa ditiru di seluruh wilayah Langkat melalui program pelatihan, pendampingan teknis, serta penyediaan subsidi pakan dan vaksin. Selain itu, DPRD juga meminta agar pemerintah daerah menyiapkan fasilitas pemasaran, seperti kemitraan dengan industri olahan telur dan kios pemasaran terpadu.
Politisi setempat menegaskan bahwa dengan dukungan lembaga dan regulasi yang tepat, potensi peternakan itik sebagai sumber ekonomi baru bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat.Seorang peternak itik asal Desa Kebun Lada, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Edi Surianto (43), mengaku dapat menghasilkan hingga 80 persen telur dari sekitar 1.000 ekor itik yang dipeliharanya.
Edi merasa bersyukur karena usaha ini telah membantu perekonomian keluarganya, sekaligus memberi manfaat bagi warga sekitar.
“Alhamdulillah, dari beternak itik petelur ini, saya dan beberapa peternak lain bisa terbantu secara ekonomi,” ujar Edi saat ditemui pada Sabtu (12/7/2025) siang.
Usaha peternakan yang telah dijalani Edi selama tiga tahun ini tidak hanya mendatangkan manfaat secara ekonomi, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan sekitar. Warga setempat yang mayoritas berprofesi sebagai petani justru merasa terbantu.
“Itik-itik ini bisa memangsa hama yang biasanya merusak tanaman. Selain itu, kotorannya juga dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman padi, jadi banyak warga yang datang mengambilnya,” tuturnya.
Namun demikian, Edi mengeluhkan belum stabilnya harga jual telur itik di pasaran. Ia juga mengungkapkan bahwa hewan ternaknya rentan terserang penyakit, sementara hingga kini belum ditemukan solusi obat yang efektif.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Langkat, Sunarman, menyampaikan apresiasi terhadap para peternak itik di wilayahnya. Menurutnya, usaha peternakan seperti ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan turut mendukung program ketahanan pangan nasional.
“Saya pikir pemerintah daerah harus segera hadir membantu para peternak di sini, terutama dengan memberikan bantuan bibit itik yang berkualitas dan ketersediaan obat-obatan,” ujar Sunarman.
Ia berharap perhatian pemerintah terhadap sektor peternakan itik dapat ditingkatkan agar para pelaku usaha kecil di pedesaan bisa berkembang lebih baik dan berkelanjutan.






