Analisasumut.com
Beranda AKTUAL Dinilai Gagal Lestarikan Budaya, Mahasiswa Demo Dinas Pariwisata Langkat

Dinilai Gagal Lestarikan Budaya, Mahasiswa Demo Dinas Pariwisata Langkat

Langkat, 9 Juli 2025 – Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kabupaten Langkat, menilai dinas tersebut gagal melestarikan budaya daerah Melayu. Massa aksi meminta Kepala Dinas, Nur Elly Heriani Rambe, dicopot karena program pelestarian budaya dinilai minim dan tidak berjalan efektif.

Dalam orasinya, mahasiswa dari berbagai kampus menyoroti kontroversi saat peringatan Hari Jadi Langkat ke‑275 beberapa waktu lalu. Meski panitia mengenakan busana adat Melayu, acara tersebut justru menampilkan tarian dan musik yang justru berasal dari budaya Batak hal yang mereka nilai menunjukkan ketidakpahaman dan kurangnya komitmen dinas dalam menjaga kearifan lokal .

Menurut seorang pendemo, “kami memakai baju Melayu, tapi menari bukan tarian Melayu. Budaya kami diabaikan di negeri sendiri” . Aksi pengunjuk rasa disambut barikade aparat dan berjalan tertib. Beberapa demonstran juga menyerahkan petisi berisi tuntutan agar pemerintah daerah mengevaluasi kinerja Disbudpar dan benar-benar mengedepankan pelestarian budaya Melayu.

Tuntutan utama demonstran mencakup pembentukan program pelestarian budaya yang konkret—meliputi pelatihan seni tradisional, festival budaya, komunikasi publik tentang identitas Melayu, serta pengawasan lebih ketat setiap acara resmi yang dikaitkan dengan budaya lokal.

Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi tersebut. Demikian pula, Pemkab Langkat diperkirakan akan segera membuka dialog bersama mahasiswa dan pemangku adat untuk merumuskan langkah strategis pelestarian budaya Melayu di daerah tersebut.

Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Melayu Indonesia (HIMMI) Kabupaten Langkat menggelar unjuk rasa di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Langkat, Selasa (8/7/2025). Aksi digelar di Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat.

Para mahasiswa datang mengenakan pakaian adat Melayu sambil membawa spanduk dan poster berisi tuntutan. Mereka menilai Disparbud Langkat telah gagal menjalankan fungsinya dalam melindungi dan mengembangkan budaya serta kesenian daerah.

“Apa kerja Disparbud Langkat? Situs budaya terbengkalai, bangunan bersejarah nyaris runtuh, sanggar seni dan pelaku budaya tak pernah diberdayakan,” ujar Indra, koordinator aksi.

Massa aksi juga menuding dinas hanya aktif saat momen-momen seremoni, seperti Hari Ulang Tahun Kabupaten Langkat. Padahal, menurut mereka Langkat memiliki kekayaan budaya dan seni yang seharusnya dirawat dan diberdayakan secara konsisten.

“Langkat punya Perda tentang pelestarian budaya dan seni, tapi tidak dijalankan. Kami minta ini dievaluasi,” tegas Indra.

Mereka juga menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kepala Disparbud Langkat, audit penggunaan anggaran dinas, dan restorasi situs budaya yang terbengkalai di berbagai wilayah Langkat.

Baca juga : Harga Singkong di Sumut Anjlok Jadi Rp600 per Kg, Ini Kata Pengamat Ekonomi UISU

Aksi berlangsung damai dan mendapat pengawalan ketat dari puluhan personel gabungan Polres Langkat dan Satpol PP.

Komentar
Bagikan:

11 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan