Kampus Mengajar dan Hilirisasi Riset Jadi Solusi Hadapi Masalah Sosial dan Ekonomi
Program Kampus Mengajar dan hilirisasi riset menjadi sorotan sebagai langkah strategis dalam mengatasi berbagai persoalan sosial dan ekonomi di Indonesia. Melalui program ini, perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan mandiri.
Kampus Mengajar, misalnya, telah memberdayakan ribuan mahasiswa untuk terjun langsung ke sekolah-sekolah dasar di daerah terpencil dan tertinggal. Mereka membantu meningkatkan mutu pembelajaran, literasi, dan numerasi, sekaligus memperkuat karakter kepemimpinan dan empati sosial di kalangan generasi muda. Di sisi lain, hilirisasi riset mendorong hasil-hasil penelitian akademik agar tidak berhenti di ruang laboratorium, melainkan bisa diterapkan secara nyata untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan industri.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyebut kedua program ini sebagai bentuk nyata transformasi pendidikan tinggi di Indonesia. “Kampus tidak boleh hanya mencetak sarjana, tapi harus hadir sebagai agen perubahan sosial,” tegasnya. Dengan sinergi antara kampus, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan berbagai tantangan sosial-ekonomi dapat ditangani secara lebih tepat dan berkelanjutan.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I, Prof Saiful Anwar Matondang mengatakan kampus mengajar dan hilirisasi riset merupakan hal yang penting dalam memajukan pendidikan terutama di daerah.
Menurutnya, melalui strategi hilirisasi, hasil riset dan inovasi harus menjelma menjadi solusi konkret bagi masalah sosial dan ekonomi nasional.
“Hilirisasi riset ini fokus pada pengembangan pendidikan dan penerapannya di lapangan. Hilirisasi riset juga bertujuan menghasilkan inovasi untuk peningkatan kualitas pendidikan baik di tingkat sekolah dasar maupun menengah, Rabu (11/6/2025).
Sedangkan kampus mengajar, lanjutnya, dapat menambah pengalaman mahasiswa di lapangan. Dia juga menyebut kampus harus memperkuat budaya ilmiah, mencetak talenta sains dan teknologi, serta menghasilkan karya yang dapat diadopsi langsung oleh masyarakat atau industri.
Saiful menjelaskan beberapa rencana strategi (renstra) yang menjadi sasaran utama melalui hilirisasi, yakni peningkatan akses pendidikan tinggi yang relevan dan berdampak, lalu pengembangan talenta sains dan teknologi.
Baca juga : Truk Bermuatan 30 Ton Terperosok di Binjai, Warga Pertanyakan Kualitas Proyek
“Ketiga adalah penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah, penelitian dan pengembangan, kemudian penyelesaian masalah sosial dan ekonomi nasional,” tuturnya.
Menurutnya, langkah ini juga selaras dengan delapan misi asta cita yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto.






