Strategi Fakultas Pertanian UHN Atasi Dampak Perubahan Iklim
Medan – Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan menunjukkan komitmen nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui berbagai inisiatif strategis. Salah satunya adalah penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2023–2027 yang melibatkan akademisi, pemerintah, alumni, dan pemangku kepentingan lainnya. Workshop penyusunan Renstra ini dilaksanakan pada 27 September 2024 di Ruang Dr. Justin Sihombing, Medan .
Baca juga : Pencurian oleh Lansia: Kakek di Karo Gondol Dua Printer dan Uang Rp1 Juta
Dekan Fakultas Pertanian UHN, Dr. Hotden L. Nainggolan, SP, M.Si, menyatakan bahwa penyusunan Renstra ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas fakultas dalam menghadapi persaingan antar perguruan tinggi, khususnya di Sumatera Utara. Dalam workshop tersebut, hadir sebagai narasumber Prof. Dr. Ir. Tavi Supriana, MS, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), dan Dr. Rulianda Wibowo, SP, MSc, Ketua Asosiasi Agribisnis Indonesia (AAI) Komda Medan.
Selain itu, Fakultas Pertanian UHN juga menjalin kerjasama dengan Fakultas Pertanian USU untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat peran fakultas dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim .
Melalui langkah-langkah strategis ini, Fakultas Pertanian UHN berupaya menjadi garda terdepan dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.
Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan memiliki cara sendiri agar mahasiswa bisa menjadi agen perubahan dan tanggap terhadap perubahan iklim.
Dekan Fakultas Pertanian UHN Medan, Dr. Hotden Leonardo Nainggolan mengatakan, caranya dengan membekali mahasiswa mengenai pertanian berkelanjutan, serta diajarkan mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah turun langsung ke petani di kawasan pesisir seperti Percut Sei Tuan dan Seina Belawan, Kabupaten Serdang Bedagai, serta daerah dataran tinggi seperti Desa Daulu, Kabupaten Karo.
“Jadi memang kita juga memberikan pemahaman secara khusus kepada petani tentang perubahan-perubahan iklim dan dampak negatif yang terjadi kepada sektor pertanian,” katanya kepada awak media usai workshop ilmiah di UHN Medan, Jumat (23/5/2025).
Hotden berharap mahasiswa bisa menjadi agen perubahan. Bahkan ketika lulus, mereka tidak hanya membawa gelar, tapi juga kemampuan nyata yang bisa diterapkan langsung di masyarakat.
Fakultas Pertanian juga memanfaatkan lahan praktik di Porlak Simalingkar untuk riset dan simulasi pertanian ramah iklim.
Di sana, mahasiswa melakukan praktik seperti pemupukan menggunakan bahan organik dan pengamatan terhadap perubahan cuaca dan curah hujan.
“Jadi kegiatan ini memang kita lakukan secara umum karena kita melihat bahwa terjadinya perubahan iklim ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap produktivitas sektor pertanian,” ungkapnya.
Beberapa dampak yang muncul, yaitu serangan hama dan peningkatan penyakit pada tanaman> Ditemukan pula dampak penurunan produktivitas yang menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat.







Very good https://shorturl.fm/bODKa