Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Penjaga Swafoto di Air Terjun Lae Pendaroh Dairi Raup Rp 200.000 per Hari

Penjaga Swafoto di Air Terjun Lae Pendaroh Dairi Raup Rp 200.000 per Hari

Potensi wisata alam Air Terjun Lae Pendaroh di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, tak hanya memikat wisatawan, tetapi juga membuka peluang usaha bagi warga sekitar. Salah satunya dirasakan oleh penjaga spot swafoto (selfie) di lokasi wisata tersebut, yang mengaku bisa meraup penghasilan hingga Rp 200.000 per hari.

Dengan menawarkan jasa memotret pengunjung di titik-titik favorit berlatar air terjun, penjaga swafoto ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman wisata para pengunjung. Ramainya kunjungan, terutama saat akhir pekan dan hari libur, membuat jasa ini semakin diminati.

Seorang penjaga swafoto di lokasi wisata Air Terjun Lae Pendaroh, yang terletak di Desa Sitinjo, Kabupaten Dairi, mengungkapkan bahwa ia dapat meraup penghasilan hingga Rp 200.000 per hari.

Namun, penghasilan tersebut hanya diperoleh pada akhir pekan atau saat liburan, ketika jumlah pengunjung meningkat. Demikian diceritakan Yuda (14), remaja asal Jawa Barat yang sudah tujuh bulan merantau di Dairi.

Baca juga : Prosesi Lilin Iringi Puncak Waisak di Vihara Borobudur Medan

“Kalau pas akhir pekan atau waktu liburan kayak gini, bisalah berpenghasilan Rp 200.000 per hari. Tapi kalau hari biasa tidak dapat segitu,” tutur remaja yang dibawa saudara angkatnya marga Sitorus itu.

Air Terjun Lae Pendaroh, yang memiliki ketinggian sekitar 3 meter, merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Dairi.

Terletak dekat dengan Taman Wisata Iman Sitinjo, air terjun ini memikat banyak wisatawan dan pengendara yang melintas di jalan tersebut.

Aliran sungai dari Bukit Sitinjo serta keindahan alam sekitar yang dipenuhi pepohonan rindang semakin menambah daya tariknya.

Menurut salah seorang warga setempat, marga Sitorus, nama Pendaroh berasal dari bahasa daerah yang berarti “darah.”

Konon, saat hujan turun, air terjun ini berubah warna menjadi merah seperti darah, fenomena yang pernah disaksikan oleh beberapa warga sekitar.

“Beberapa warga katanya pernah melihat fenomena tersebut,” katanya.

Namun, Sitorus menjelaskan bahwa perubahan warna air tersebut disebabkan oleh proses kimia alami, di mana humus dari hutan dan akar pepohonan mengalir bersama air hujan.

“Kalah musim hujan airnya akan lebih deras lagi,” ucapnya.

banyak pengendara yang berhenti untuk mengambil foto di sekitar air terjun.

Untuk meningkatkan keselamatan wisatawan, pihak pengelola telah memasang pagar di sekitar area air terjun agar pengunjung dapat menikmati keindahan alam dengan lebih aman.

Yuda juga menambahkan, “Jika tidak hati-hati, pengunjung bisa tergelincir

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan