Kebersamaan Bupati dan Wakil Bupati Karo dalam Ibadah Oikumene Pemkab Karo
Bupati Karo, Brigjen Pol (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting, SP. OG, M.Kes bersama Wakil Bupati Karo Komando Tarigan, S.P, menghadiri Ibadah Oikumene di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo bertempat di Aula Kantor Bupati Karo, Jalan Letjen Jamin Ginting No. 17 Kabanjahe. Jumat (07/03/2025).
Turut hadir mendampingi Bupati dan Wakil Bupati, diantaranya, Plh Sekda Kabupaten Karo, Dr. Drs. Edi Surianta, M. Pd, dan Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Karo, Mulianta Tarigan, S.Sos serta para Kepala OPD Kabupaten Karo
Rangkaian ibadah Oikumene berjalan dengan baik, meriah, juga khusyuk dan dihadiri oleh seluruh Pegawai di Lingkungan Pemkab Karo.
Ibadah yang dilaksanakan setiap dua kali sebulan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk menumbuhkan serta meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai salah satu bentuk pengamalan sila pertama Pancasila.
Pada kesempatan ini, usai ibadah, Bupati Antonius Ginting dan Wabub Komando Tarigan menekankan pentingnya menjaga persatuan, menghormati perbedaan, dan mendukung pembangunan Kabupaten Karo yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
“Mari kita jadikan ibadah Oikumene ini sebagai momentum untuk mempererat hubungan antar ASN Pemkab Karo, membangun masyarakat yang harmonis, serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela, terlebih saat ini kita sudah memasuki bulan suci Ramadhan,” ujarnya.
Ibadah ini menjadi simbol kebersamaan dalam menjaga kedamaian, kerukunan, dan keutuhan bangsa, selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca Juga : Pemkab Karo Gelar Rapat Persiapan Menyambut HUT Ke-79 Kabupaten Karo
Ibadah Oikumene tersebut juga diharapkan sebagai pendorong energi positif “Mewujudkan Karo Beriman, Karo Berbudaya, Karo modern, Karo unggul menuju Kabupaten Karo sejahtera Berkelanjutan”.
Untuk mencapai visi utama tersebut, selaras dengan misi kedua dari 9 misi yakni, “Meningkatkan pembangunan rohani masyarakat melalui kehidupan beragama yang toleran serta menguatkan pelestarian budaya dan kearifan lokal.”






