Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Kisah Haru Guru Honorer Labuhanbatu Diangkat PPPK Setelah Mengabdi Hampir Seumur Hidup

Kisah Haru Guru Honorer Labuhanbatu Diangkat PPPK Setelah Mengabdi Hampir Seumur Hidup

Bertahun-tahun menjadi guru honorer, Nurlena Sari Siregar, 54 tahun, akhirnya lulus menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kementerian Agama di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Labuhanbatu pada 2025. Bagi Nurlena, pencapaian ini bukan hanya soal status pekerjaan. Ini adalah buah dari perjuangan panjang, penuh kesabaran dan pengabdian.

Dibaca Juga : Pembatalan Diklat ASN Pematangsiantar Picu Tanda Tanya Politik atau Kebijakan Murni?

Banyak perjuangan yang dilaluinya, mulai dari status sebagai guru honorer, upah tidak menetap sampai proses seleksi yang ketat, tak menyusutkan tekadnya untuk mengabdi kepada negara. “Tantangan itu biasa. Yang penting adalah bagaimana kita tetap semangat dan fokus pada tujuan,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Mistar, Senin (3/3/2025).

Tekad itulah yang akhirnya mendorong Nurlena untuk mengikuti seleksi PPPK Kemenag. Meski merasa gugup saat ujian dan sempat meragukan kemampuan diri sendiri, ia tetap berusaha memberikan yang terbaik. “Saya ingin lebih dari sekedar mengajar. Saya ingin menjadi bagian dari sistem pendidikan yang lebih besar dan diakui oleh negara,” tuturnya.

Kini, dengan status baru sebagai pegawai pemerintah, semangat Nurlena justru semakin membara. Ia ingin membuktikan bahwa perjuangan panjangnya bukan hanya soal lulus PPPK, melainkan bagaimana terus berkontribusi nyata dalam dunia pendidikan. “Ini adalah awal dari perjalanan panjang. Saya ingin terus belajar, berkembang, dan menginspirasi siswa-siswa saya untuk mencapai cita-cita mereka,” katanya. Keberhasilan Nurlena menjadi harapan bagi banyak guru honorer lainnya. “Ketekunan dan dedikasi, cepat atau lambat, pasti menemukan jalannya,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Labuhanbatu, menyampaikan apresiasinya atas perjuangan Pak Ahmad. “Ini adalah bukti bahwa kerja keras dan dedikasi tidak akan pernah sia-sia. Kami berharap, kisah Pak Ahmad dapat memotivasi guru-guru honorer lainnya untuk terus semangat dan tidak menyerah,” ujarnya.

Dibaca Juga : Pro Kontra Rencana Pengurangan Petugas Kebersihan di Siantar Akibat Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Kini, Pak Ahmad bisa lebih tenang menjalani profesinya sebagai guru. Meski usia tak lagi muda, semangatnya untuk mendidik generasi penerus bangsa tetap membara. “Saya akan terus mengajar selama saya masih mampu. Ini adalah tanggung jawab dan kebahagiaan saya,” tutupnya dengan senyum penuh syukur. Kisah Pak Ahmad adalah bukti nyata bahwa perjuangan dan ketulusan hati akan selalu membawa hasil. Semoga cerita inspiratif ini dapat menjadi motivasi bagi banyak orang, terutama para guru honorer yang masih berjuang untuk mendapatkan hak mereka.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan