Buntut Demo Siswa Tak Bisa Ikut SNBP, Kepala SMKN 10 Medan Dicopot
Buntut dari aksi demo siswa yang dilakukan oleh siswa SMKN 10 Medan yang tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Kepala Sekolah Julpiner Simanungkalit resmi dicopot dari jabatannya.
Keputusan ini diambil oleh Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) setelah 142 siswa berprestasi gagal mengikuti SNBP 2025 akibat kelalaian pihak sekolah, memicu protes besar-besaran dari siswa dan orang tua.
Julpiner Simanungkalit, Kepala SMKN 10 Medan, akhirnya dicopot dari jabatannya setelah aksi demo yang dilakukan oleh 142 siswa yang tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dalam SNPMB 2025.
Siswa-siswa tersebut merasa dirugikan akibat kelalaian pihak sekolah, yang mengakibatkan mereka tak bisa mengikuti SNBP.
Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) mengambil tindakan tegas dengan mencopot Julpiner Simanungkalit dari jabatannya.
Baca Juga: Bobby Nasution Putus Rantai Korupsi, Walkot Medan Tidak Lagi Jadi Terpidana
Kepala Disdik Sumut, Abdul Haris Lubis, mengonfirmasi pemecatan tersebut pada Senin (17/2/2025) di Rumah Dinas Gubernur Sumut.
“Sudah, hari ini yang bersangkutan kita berhentikan dari kepala sekolah,” kata Haris.
Haris juga menambahkan bahwa Disdik Sumut sudah melakukan pembinaan terhadap sejumlah sekolah yang bermasalah terkait SNBP dan mengharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Sebelumnya, Komisi E DPRD Sumut bersama Disdik Sumut dalam rapat dengar pendapat (RDP) merekomendasikan pemecatan Julpiner Simanungkalit setelah mengetahui 142 siswa berprestasi gagal ikut SNBP.
“Ini kita sepakat untuk dicopot kepala sekolahnya,” ujar Ketua Komisi E DPRD Sumut, Muhammad Subandi, dalam RDP pada Rabu (12/2).
Pemecatan Julpiner Simanungkalit diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki sistem di sekolah-sekolah yang bermasalah terkait SNBP.
Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!
Dinas Pendidikan Sumut juga menegaskan akan terus melakukan pengawasan dan pembinaan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Sementara itu, siswa dan orang tua berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan dengan memberikan kesempatan bagi siswa berprestasi yang terdampak.






