Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS Gizi Kronis dan Gangguan Pertumbuhan Jadi Penyebab Utama Stunting pada Anak

Gizi Kronis dan Gangguan Pertumbuhan Jadi Penyebab Utama Stunting pada Anak

Gizi Kronis

Gizi Kronis dan Gangguan Pertumbuhan Jadi Penyebab Utama Stunting pada Anak Stunting pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan gangguan pertumbuhan yang berlangsung dalam jangka panjang.

Hal ini memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak, dengan dampak serius baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Kekurangan gizi yang terjadi sejak dalam kandungan hingga masa balita dapat berakibat penurunan daya tahan tubuh, masalah perkembangan otak, serta kemampuan belajar yang terbatas, yang berujung pada rendahnya tingkat pendidikan dan status ekonomi di kemudian hari.

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3A2KB) Kabupaten Dairi menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting II pada Kamis (5/12/2024) di Aula PLUT KUMKM Dairi.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan peran serta masyarakat dalam penurunan angka stunting di wilayah tersebut.

Ketua Tim Penanganan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Dairi, Jonny Hutasoit, mengajak semua pihak terkait untuk terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak sejak dalam kandungan.

“Kita harus terus mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan anak, sehingga permasalahan stunting ini bisa diselesaikan,” ujarnya.

Jonny juga mengutip Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang mencakup lima strategi nasional dalam percepatan penurunan stunting.

Strategi tersebut meliputi peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di berbagai tingkatan pemerintahan, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif.

“Selain itu, strategi lainnya adalah peningkatan ketahanan pangan dan gizi di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat, serta penguatan sistem data, informasi, riset, dan inovasi untuk menindaklanjuti isu-isu strategis,” tambahnya.

Sementara itu, Evi Berlian M. Psi, seorang psikolog, menjelaskan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar menurut WHO (2015).

Evi juga mengungkapkan dampak stunting, baik jangka pendek maupun panjang. Dalam jangka pendek, stunting dapat mengurangi daya tahan tubuh anak dan meningkatkan risiko terkena infeksi.

Selain itu, anak dengan stunting memiliki massa otot dan lemak yang lebih sedikit, yang menyebabkan risiko kematian lebih tinggi.

“Stunting juga memengaruhi perkembangan otak, yang berdampak pada kemampuan kognitif anak. Pada jangka panjang, anak yang mengalami stunting dapat menghadapi masalah psikologis, IQ yang lebih rendah, serta pendidikan dan status ekonomi yang lebih rendah,” jelasnya.

Acara ini juga menghadirkan empat orang pakar yang memberikan wawasan lebih dalam mengenai penanganan stunting, di antaranya dr. Elisabeth Tarigan, Sp.A (spesialis anak), dr. Haripin Togap Sinaga, MCN (ahli gizi), dr. Bonar Sinaga, SpOG (spesialis obstetri dan ginekologi), serta Evi Berlian M. Psi (psikolog).

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan