Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS 9 WNI Tidak Bisa Pulang dari Kamboja, Termasuk Warga Medan yang Kini Kritis Akibat Ulah Sindikat Scam

9 WNI Tidak Bisa Pulang dari Kamboja, Termasuk Warga Medan yang Kini Kritis Akibat Ulah Sindikat Scam

Sembilan WNI mantan pekerja perusahaan scam judi online (judol) di Kamboja masih tertahan di Phnom Penh karena tidak memiliki biaya untuk pulang ke Indonesia.

Salah satu dari mereka, Ibnu Julham Pohan asal Medan, dilaporkan mengalami sakit parah dan terbaring lemah di Carantine Center Phnom Penh tanpa kejelasan kapan dapat kembali ke tanah air.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Sahril Riskianto Putra Patanga, WNI asal Bitung yang juga masih tertahan di Kamboja.

Ia mengirimkan rekaman video kepada awak media, Rabu (19/11/2025), yang menunjukkan kondisi Ibnu yang demam tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan memadai.

“Kondisinya sudah mengkhawatirkan. Panasnya nggak turun-turun dan nggak ada obat,” tulis Sahril melalui pesan WhatsApp.

Baca Juga : WNI Asal Langkat Meninggal di Kamboja, Jenazahnya Akan Tiba di Indonesia Besok

Menurutnya, dari total 110 WNI yang sebelumnya kabur dari perusahaan scam dan sempat ditahan otoritas setempat, kini tinggal sembilan orang yang belum bisa pulang karena tidak memiliki ongkos.

“Masih ada sembilan orang, termasuk saya, yang belum bisa pulang. Kami mohon bantuan Presiden Prabowo,” ujarnya.

Sahril menjelaskan, mereka masih berada di bawah pengawasan otoritas Kamboja setelah melarikan diri dari perusahaan yang mempekerjakan mereka secara ilegal dan memperlakukan mereka secara tidak manusiawi.

“Kami minta tolong supaya dibantu ongkos pulang. Kami benar-benar nggak punya apa-apa,” katanya.

Sebelumnya, media ini beberapa kali menerima laporan terkait ratusan WNI yang terjebak bekerja di perusahaan scam di Kamboja.

Setelah kasus Chikal Ramadan asal Binjai viral dan ia berhasil dipulangkan, muncul lagi laporan tentang 110 WNI lain yang akhirnya juga dapat kembali ke Indonesia.

Namun kini, sembilan orang terakhir tersebut masih tertahan karena kesulitan biaya.

Para WNI itu mengaku direkrut untuk pekerjaan digital, tetapi ternyata dijadikan pekerja paksa di jaringan perjudian online ilegal.

Mereka tidak menerima gaji, bahkan ada yang mengalami penyiksaan fisik dan psikis.

Kini, setelah berhasil melarikan diri, mereka menghadapi persoalan baru: tidak memiliki biaya untuk kembali ke tanah air.

“Kami sangat berharap Presiden Prabowo dan pemerintah bisa membantu kami pulang. Kami tidak punya uang, keluarga kami di kampung juga tidak mampu,” ucap Sahril.

Sebelumnya, sempat viral video ratusan WNI berada di halaman karantina dalam kondisi lemah dan kelelahan, memohon kepada pemerintah Indonesia agar dipulangkan.

“Kami hanya ingin pulang. Kami tidak minta macam-macam,” ujar salah satu WNI dalam video tersebut.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan