Analisasumut.com
Beranda AKTUAL YLKI: 72,5 Persen Warga Medan Konsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan

YLKI: 72,5 Persen Warga Medan Konsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan

Bidang Penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat bahwa 72,5 persen masyarakat Kota Medan mengonsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).

Hal ini disampaikan oleh Rafika Zulfa, perwakilan dari YLKI, yang menjelaskan bahwa motivasi utama masyarakat dalam mengonsumsi MBDK adalah rasa penasaran.

“Berdasarkan hasil survei kami, tingkat konsumsi MBDK di Kota Medan tergolong tinggi,” ujar Rafika pada Rabu (12/2/2025).

Baca Juga: Pemerintah Resmi Luncurkan Program Cek Kesehatan Gratis, Begini Cara Daftarnya

YLKI juga melakukan survei di sembilan kota lainnya, termasuk Jakarta, Yogyakarta, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Kupang, Semarang, Bandung, dan Bandar Lampung.

Tingkat Konsumsi MBDK di Kota Medan Hasil survei YLKI menunjukkan bahwa konsumsi berbagai jenis minuman berpemanis dalam kemasan di Kota Medan cukup signifikan. Berikut rincian persentase konsumsi:

  • Kopi kemasan: 96,3 persen
  • Teh kemasan: 77,5 persen
  • Susu UHT: 67,5 persen
  • Sari buah kemasan: 51,3 persen
  • Minuman soda: 53,8 persen
  • Minuman elektrolit: 46,3 persen
  • Minuman energi: 47,5 persen

Tingkat Literasi Masyarakat terhadap MBDK YLKI juga menyoroti tingkat pemahaman masyarakat Kota Medan terhadap informasi kalori, kandungan gula, dan pemanis dalam MBDK yang mencapai 70 persen.

Berikut tingkat pemahaman warga terhadap dampak MBDK bagi kesehatan:

  • 26,25 persen sangat memahami
  • 60 persen memahami
  • 12,5 persen netral
  • 1,25 persen tidak memahami

Siap Untuk Tampil Lebih Percaya Diri? Kunjungi Website Kami dan Temukan Layanan Salon Terbaik!

Sementara itu, terkait hubungan antara minuman berpemanis dan risiko obesitas, hasil survei menunjukkan:

  • 17,5 persen sangat memahami
  • 62,5 persen memahami
  • 20 persen netral

Adapun kesadaran masyarakat tentang kaitan obesitas dengan risiko penyakit kardiovaskular (jantung) tercatat sebagai berikut:

  • 18,8 persen sangat memahami
  • 63,8 persen memahami
  • 15 persen netral
  • 2,5 persen tidak memahami

YLKI menilai bahwa hasil survei ini menjadi bahan evaluasi penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak konsumsi MBDK terhadap kesehatan. Oleh karena itu, edukasi dan kebijakan mengenai minuman berpemanis dalam kemasan dinilai perlu diperkuat guna mengurangi risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan