40 Gajah Mengamuk, 15 Hektare Kebun Sawit Lenyap
Pada 31 Januari 2025, melaporkan bahwa sekitar 30 hingga 40 ekor gajah liar memasuki dan merusak lahan perkebunan kelapa sawit milik warga dan perusahaan di Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur.
Kawanan gajah ini telah bersarang di area tersebut sejak akhir Desember 2024, menyebabkan kerusakan signifikan pada lahan perkebunan. Diperkirakan, kerusakan berat mencapai lima hektare, sementara kerusakan ringan berkisar antara 10 hingga 15 hektare, tersebar di beberapa desa seperti Peunaron Baru, Sri Mulya, dan Arul Pinang.
Baca juga : Uang SPP SMAN 4 Binjai Jadi Ajang Bagi-bagi
Agus Kiswanto, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Peunaron, menyatakan bahwa kawanan gajah tersebut tidak hanya merusak lahan milik warga, tetapi juga lahan milik perusahaan seperti PT Indo Alam Peunaron, PT ABN, dan PT Enam Enam Agro Group. Ia mengimbau masyarakat untuk mengusir gajah dengan cara membunyikan petasan guna mencegah kerusakan lebih lanjut.
Warga memperlihat bekas kerusakan lahan perkebunan sawit yang diamuk gajah di DK 1 Buket Meunggeh, Gampong Peunaron Baru, Kec. Peunaron, Aceh Timur, Kamis (30/1).
Beberapa titik terjadi gangguan gajah, diantaranya DK 1 Buket Meunggeh Gampong Peunaron Baru. Lalu di Dusun Suka Makmur, Dusun Rukun Makmur dan Dusun Kerta Raharja Gampong Sri Mulya,” sebut Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Peunaron, Agus Kiswanto, kepada Waspada, Jumat (31/1).
Menurutnya, kawanan satwa liar dilindungi itu telah bersarang sejak akhir Desember lalu. Hingga saat ini masih terpantau merusak lahan perkebunan milik warga dan lahan PT Indo Alam Peunaron. Selain itu, gajah sumatera ini juga sempat masuk dan merusak lahan perkebunan milik PT ABN dan PT Enam Enam Agro Group.
Jumlahnya berkisar antara 30-40 individu gajah yang berkeliaran dan bersarang di lahan perkebunan milik warga kebun milik perusahaan, kata Agus Kiswanto, seraya berharap masyarakat untuk mengusir gajah dengan cara membunyikan petasan.
Sementara itu, Ketua Forum Keuchik Peunaron, Samsul Bakhri, terpisah membenarkan adanya gangguan gajah di sejumlah titik di pedalaman Aceh Timur ini. Warga sebagian sangat khawatir dengan keberadaan gajah liar ini di kebun warga, bahkan lebih dari lima hektare lahan perkebunan sawit lenyap diamuk gajah, kata Sambo, sapaan Samsul Bakhri.
Diperkirakan, kerusakan berat lahan perkebunan milik warga mencapai lima hektare. Sedangkan ladang yang rusak ringan diperkirakan antara 10-15 hektare yang tersebar di sejumlah desa, seperti Peunaron Baru, Sri Mulya dan Arul Pinang.