367 Drone Rusia Serang Tiga Kota di Ukraina
Pada Minggu, 25 Mei 2025, Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 2022, dengan menembakkan 367 drone dan rudal ke berbagai wilayah Ukraina, termasuk Kyiv, Kharkiv, dan Mykolaiv. Serangan ini menewaskan sedikitnya 14 orang, termasuk tiga anak-anak di Zhytomyr, serta melukai lebih dari 60 orang lainnya.
Menurut Angkatan Udara Ukraina, dari total serangan tersebut, 266 drone dan 45 rudal berhasil ditembak jatuh. Namun, serangan ini tetap menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur sipil dan fasilitas penting di berbagai kota.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam serangan ini sebagai tindakan terorisme dan menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya Amerika Serikat, untuk memberlakukan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia. Ia menekankan bahwa kurangnya respons tegas dari dunia internasional hanya akan mendorong agresi lebih lanjut dari Moskow.
Baca juga : PT Maruwa Indonesia Batam Bangkrut, Gaji Ratusan Karyawan Tak Kunjung Dibayar
Serangan ini terjadi bersamaan dengan pertukaran tahanan terbesar antara Ukraina dan Rusia, di mana lebih dari 1.000 tahanan dari kedua belah pihak dibebaskan dalam tiga hari terakhir. Meskipun demikian, eskalasi kekerasan ini menunjukkan bahwa upaya perdamaian masih menghadapi tantangan besar.
Serangan ini juga bertepatan dengan perayaan Hari Kyiv, menambah dampak psikologis bagi warga ibu kota Ukraina. Pemerintah Ukraina terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas setempat guna mengurangi risiko korban lebih lanjut.
Rusia menyerang tiga kota di Ukraina 367 drone dan puluhan rudal sejak Sabtu (24/5/2025) hingga Minggu (25/5/2025). Tiga wilayah yang diserang termasuk Ibu Kota Kyiv, Kota Kharkiv di timur laut, dan Mykolaiv di selatan.
Serangan menewaskan sedikitnya 12 orang. Sedangkan total yang terluka lebih dari 60 orang.
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko menyebutkan serangan ini menjadi serangan terbesar sejak perang antar negara terjadi. Serangan bahkan diklaim ditujukan kepada warga sipil.
“Ini adalah serangan gabungan yang kejam ditujukan kepada warga sipil. Musuh (Rusia) sekali lagi menunjukkan tujuannya adalah membuat ketakutan dan kematian,” ujar Klymenko, seperti dikutip Reuters, Senin (26/5/2025).
Angkatan Udara Ukraina mengklaim mampu menembak jatuh 266 drone serta 45 rudal tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Amerika Serikat (AS) bersuara. Zelensky menyebutkan jika AS hanya memberikan sijap diam, maka tindakan tersebut hanya memperkuat agresi Rusia.
“Diamnya Amerika dan diamnya pihak lain di dunia hanya akan menyemangati Putin. Setiap serangan teroris Rusia adalah alasan yang cukup untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia,” tulis Zelensky di Telegram.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump tidak senang dengan tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin. Dia membunuh banyak orang dan saya tidak tahu apa yang terjadi pada Putin,” ujarnya.
Masih kata Trump, “saya sudah lama mengenalnya. Saya selalu akur dengannya, tetapi dia mengirim rudal ke kota-kota dan membunuh orang. Saya sama sekali tidak menyukainya.”
Serangan besar ini terjadi di tengah kesepakatan antara Rusia dan Ukraina untuk melakukan pertukaran tahanan. Kedua pihak sepakat menukar masing-masing 1.000 orang tahanan.







https://shorturl.fm/FIJkD
pj2uqr
https://shorturl.fm/j3kEj
https://shorturl.fm/oYjg5
https://shorturl.fm/TbTre