Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS 26 Siswa SMA Masuk RS Akibat Dihukum Push Up 400 Kali dalam Sejam

26 Siswa SMA Masuk RS Akibat Dihukum Push Up 400 Kali dalam Sejam

Push up

Seorang ibu dari pelajar SMA di Texas melayangkan gugatan hukum terhadap mantan pelatih kepala olahraga sepakbola Amerika, John Harrell, dan 12 pelatih lainnya.

Gugatan ini terkait cedera serius yang dialami 26 pemain SMA Rockwall-Heath setelah mereka diperintahkan melakukan 400 push up dalam waktu satu jam sebagai hukuman.

Insiden tersebut terjadi pada Januari 2023, namun gugatan baru diajukan pada 23 Desember 2024. Para pelatih dituding lalai dalam memberikan tindakan disiplin selama sesi latihan tim sepakbola.

Dalam laporan gugatan, disebutkan bahwa sebanyak 26 pemain dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami atau menunjukkan gejala rhabdomyolysis, kondisi serius yang merusak otot dan dapat berujung pada kegagalan ginjal.

Baca Juga: Wabah HMPV Melonjak di China dan Jepang, Gejala Mirip Covid-19

Para orang tua menyatakan bahwa hukuman tersebut diberikan tanpa memberikan jeda untuk istirahat atau minum air.

Hukuman push up diberikan atas pelanggaran seperti salah menggunakan pakaian, sikap negatif, atau kurang usaha selama latihan.

“Masalahnya adalah cedera yang dialami ini nyata, berpotensi membahayakan, dan memiliki dampak jangka panjang. Ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja,” ujar Mike Sawicki, pengacara salah satu orang tua, seperti dilansir People, Jumat (3/1/2025).

Selain itu, pengaduan juga menuding Harrell tidak memantau keselamatan siswa selama hukuman berlangsung.

Tentang Rhabdomyolysis
Rhabdomyolysis adalah kondisi serius di mana otot mengalami kerusakan sehingga melepaskan zat beracun ke dalam aliran darah. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berat, termasuk kerusakan ginjal hingga gagal ginjal.

Menurut Cleveland Clinic, gejala rhabdomyolysis meliputi:

  • Pembengkakan otot.
  • Kelemahan otot.
  • Nyeri otot.
  • Urine berwarna gelap (cokelat, merah, atau seperti teh).

Gejala biasanya muncul dalam satu hingga tiga hari setelah cedera otot. Beberapa penderita juga dapat mengalami dehidrasi, berkurangnya frekuensi buang air kecil, mual, hingga kehilangan kesadaran.

Respons dan Harapan
Hingga kini, kasus ini menjadi perhatian serius masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan dan olahraga. Gugatan tersebut diharapkan menjadi pengingat penting bagi institusi untuk memastikan keselamatan siswa selama latihan dan mencegah penggunaan hukuman fisik yang berlebihan.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan