200 Lebih WNI Pilih Bertahan di Iran
Jakarta – Lebih dari 200 warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Iran memilih tetap tinggal di tengah meningkatnya ketegangan keamanan regional. Data terbaru dari Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri menunjukkan, saat ini terdapat 392 WNI di Iran, sebagian besar memutuskan untuk tinggal kendati konflik di kawasan Timur Tengah kian dinamis .
Menurut pernyataan Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, sebagian besar dari mereka merupakan WNI yang menikah dengan warga setempat sehingga memilih bertahan demi menjaga ikatan keluarga . Pihak KBRI di Teheran telah menetapkan status Siaga II sejak April 2024 sebagai upaya memantau situasi dan memastikan keamanan WNI amid konfrontasi berkala antara Israel dan Iran .
Meski sempat terjadi serangan udara oleh Israel terhadap Iran pada 26 Oktober 2024, seluruh WNI di Iran dinyatakan dalam kondisi aman . Kemenlu terus mengimbau WNI untuk meningkatkan kewaspadaan, membatasi pergerakan tidak penting, serta mengikuti petunjuk KBRI setempat .
Baca juga : Bobby Sherman Meninggal Dunia: Idola 60-an dan Pahlawan Senyap
Pilihan untuk tetap tinggal mencerminkan komitmen mereka terhadap keluarga dan kehidupan yang telah dibangun di Iran. Pemerintah RI menegaskan akan terus memantau keadaan dan siap memberikan dukungan kapanpun diperlukan.
Lebih dari 200 warga negara Indonesia (WNI) memilih tetap tinggal di Iran meskipun situasi di negara tersebut tengah memanas akibat konflik dengan Israel.
Menurut Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Andy Rachmianto, sebagian besar WNI tersebut menetap di Kota Qom, yang dikenal sebagai kota suci bagi umat Syiah di Iran. Karena statusnya sebagai kota religius, Qom dianggap aman dari potensi serangan militer.
“Mayoritas mereka berada di Qom. Kota ini adalah kota suci bagi masyarakat Iran dan bukan target serangan. Konsentrasi terbesar WNI memang ada di sana, terutama mahasiswa,” kata Andy saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (24/6/2025).
Kota Qom relatif aman karena hingga kini tidak terdengar sirene tanda bahaya maupun tanda-tanda serangan. Hal itu membuat WNI yang tinggal di sana merasa masih aman dan merasa belum perlu kembali ke Tanah Air.
“Salah satu WNI yang sudah tinggal 28 tahun di Iran, termasuk 10 tahun di Qom, menyampaikan bahwa kondisi di kota tersebut tenang. Tidak ada sirene, tidak ada kepanikan, semuanya berjalan normal,” ucap Andy.
Dari sekitar 380 WNI yang terdata di Iran, sekitar 200 memilih tetap tinggal di sana sambil memantau perkembangan situasi.
“Jumlah WNI yang menetap di Qom sekitar 200 orang. Dari total 380-an WNI di Iran, memang konsentrasi terbesar berada di kota itu,” ujar Andy.






