Analisasumut.com
Beranda Analisa NEWS 19 Desa di Tapteng Masih Terisolasi! Pemkab Desak Pengadaan Alat Berat untuk Buka Akses

19 Desa di Tapteng Masih Terisolasi! Pemkab Desak Pengadaan Alat Berat untuk Buka Akses

Terhitung sebanyak 19 desa dan kelurahan dari tujuh kecamatan masih terisolasi hingga saat ini pasca bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Dibaca Juga : Kemenag Kucurkan BSU Rp270 Miliar untuk Guru Non-ASN: Siapa Saja yang Berhak?

Kelurahan dan desa yang terisolasi tersebut adalah:

– Kecamatan Tukka: Kelurahan Hutanabolon dan Sipange, Desa Sigiringgiring, Saur Manggita, dan S Kalangan 2.

– Kecamatan Sibabangun: Desa Muara Sibuntuon.

– Kecamatan Lumut: Desa Sialoho.

– Kecamatan Pinangsori: Desa Parjalihotan Baru.

– Kecamatan Sitahuis: Desa Bonan Dolok, Mardame, Naga Timbul, Rampa, Simaninggir, dan Kelurahan Nauli.

– Kecamatan Tapian Nauli: Desa Mela Dolok, Aloban Bair, dan Simarpinggan.

– Kecamatan Kolang: Desa Pargaringan.

Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa bencana alam dahsyat yang melanda wilayah Tapteng telah menimbulkan dampak di hampir seluruh kecamatan.

“Sangat berdampak, bahkan Kecamatan Sitahuis sampai sekarang masih terisolir, begitu pun dengan desa-desa,” ujar Masinton saat mendampingi kunjungan Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih, di Kecamatan Tukka, Minggu (7/12/2025).

Saat ini, kata Masinton, pihaknya sangat membutuhkan banyak alat berat untuk membuka akses jalan di Tapteng yang tertimbun longsor, ada jalan yang putus, dan berbagai hambatan lainnya.

“Itu pun dengan banyaknya timbunan kayu di mana-mana hasil pembalakan di atas perbukitan yang terbawa sampai ke desa-desa,” ucapnya.

Masinton menjelaskan, banyak rumah warga yang tertimbun dan mengalami kerusakan berat. Infrastruktur juga banyak yang rusak, termasuk sawah masyarakat, fasilitas sekolah, kesehatan, dan kantor pemerintahan.

“Semua tentunya harus diperbaiki, tetapi proses pemulihan ini butuh waktu, karena juga menyangkut pembangunan untuk pemulihan. Sekarang fokus kami adalah tanggap darurat. Karena peralatan kami sangat terbatas, sementara banyak hal yang harus dikerjakan, seperti membersihkan timbunan kayu, sampah, rumah warga, dan lain-lain,” ucapnya.

Ia menuturkan, saat ini hanya beberapa lokasi yang aksesnya bisa terjangkau satu sama lain, sementara hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi menimbulkan risiko baru.

Masinton menambahkan, kemampuan personel juga terbatas karena sekitar 80 persen pegawai Pemkab Tapteng turut menjadi korban bencana.

Dibaca Juga : Pria 57 Tahun di Tanjung Morawa Nekat Gunakan Kardus Demi Dapatkan Emas, Berujung Ditangkap

“Kami berharap masyarakat bisa bergotong-royong. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi agar pemulihan bisa lebih cepat,” tuturnya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan